Rabu, 16 Maret 2016

Pandangan Masyarakat & Pandangan Pribadi Mengenai Pekerja Anak

Standard


Fenomena pekerja anak ini tidak terlepas dari realitas yang ada pada masyarakat, yang secara kultural memandang anak sebagai potensi keluarga yang wajib berbakti kepada orang tua. Anak yang bekerja justru dianggap sebagai anak yang berbakti dan dapat mengangkat harkat dan martabat orang tua. Dengan budaya yang seperti ini, maka posisi anak yang sebenarnya mempunyai hak dan wajib dilindungi menjadi terabaikan. Di sisi lain Indonesia masih sedikit lembaga – lembaga yang bisa melakukan rehabilitasi terhadap anak agar dapat dapat tumbuh dan berkembang dengan wajar baik secara rohani, jasmani maupun  sosial khususnya anak yang mempunyai masalah, antara lain anak yang tidak mampu secara ekonomi, anak yang mengalami masalah kelakuan, dan anak cacat.
Di masyarakat Indonesia seringkali kita dengar pepatah yang melenceng yaitu “Banyak anak banyak rezeki” bagaimana sebenarnya penjelasan istilah ini? di Pulau Jawa yang mayoritas masyarakatnya petani dan memiliki lahan luas dan sangat berat bila dikerjakan sendiri, sehingga anak anak dipaksa bekerja untuk membantu orang tuanya mengolah sawah dan bila anak menolak akan dikatai anak durhaka  dan tak tahu diri dan dari situlah istilah itu muncul. Tetapi nyatanya pepatah ini  telah berkembang hingga sekarang dan dipercayai oleh masyarakat walaupun kebanyakan orang tidak memahami asal muasal istilah tadi. Belajar dari istilah tadi, disini muncul indikasi bahwa masyarakat kurang memberlakukan anak itu sebagaimana layaknya anak. Di irlandia anak diberlakukan selayaknya anak sehingga anak mampu mengembangkan minat bakatnya dan mampu tumbuh menjadi orang yang unggul kelak dewasa. Bagaimana dengan kita? Perlu pembenahan pandangan di masyarakat bahwa anak - anak sebagai masa awal kehidupan belum selayaknya memasuki dunia kerja, anak perlu kita dampingi agar mengembangkan minat bakatnya hingga pada masanya nanti memasuki dunia kerja dia benar- benar siap dan produktif. - BVD, dkk
Catatan Penulis :
“Kita tidak pernah tahu wujud suatu emas bila tidak terjen langsung ke tambang”-Bonaventura Andhikaputra
“Seorang Mahasiswa bila di kampus Keilmuan bila di masyarakat adalah Seniman” – Pak Acep Guru BK SMP 1 Jatinangor

Suatu masalah diselesaikan bukan dengan teori-teori purbakala tapi dengan praktek terjun langsung ke masyarakat, sebab dimasyarakat muncul jawaban dari semua masalah yang tidak dijelaskan teori

0 komentar:

Posting Komentar