Fenomena pekerja anak ini tidak
terlepas dari realitas yang ada pada masyarakat, yang secara kultural memandang
anak sebagai potensi keluarga yang wajib berbakti kepada orang tua. Anak yang bekerja
justru dianggap sebagai anak yang berbakti dan dapat mengangkat harkat dan
martabat orang tua. Dengan budaya yang seperti ini, maka posisi anak yang
sebenarnya mempunyai hak dan wajib dilindungi menjadi terabaikan. Di sisi lain Indonesia masih sedikit lembaga – lembaga yang bisa
melakukan rehabilitasi terhadap anak agar dapat dapat tumbuh dan berkembang
dengan wajar baik secara rohani, jasmani maupun
sosial khususnya anak yang mempunyai masalah, antara lain anak yang
tidak mampu secara ekonomi, anak yang mengalami masalah kelakuan, dan anak
cacat.
Di masyarakat
Indonesia seringkali kita dengar pepatah yang melenceng yaitu “Banyak anak
banyak rezeki” bagaimana sebenarnya penjelasan istilah ini? di Pulau Jawa yang
mayoritas masyarakatnya petani dan memiliki lahan luas dan sangat berat bila
dikerjakan sendiri, sehingga anak anak dipaksa bekerja untuk membantu orang
tuanya mengolah sawah dan bila anak menolak akan dikatai anak durhaka dan tak tahu diri dan dari situlah istilah itu muncul. Tetapi nyatanya pepatah ini telah berkembang hingga sekarang dan
dipercayai oleh masyarakat walaupun kebanyakan orang tidak memahami asal muasal
istilah tadi. Belajar dari istilah tadi, disini muncul indikasi bahwa
masyarakat kurang memberlakukan anak itu sebagaimana layaknya anak. Di irlandia
anak diberlakukan selayaknya anak sehingga anak mampu mengembangkan minat
bakatnya dan mampu tumbuh menjadi orang yang unggul kelak dewasa. Bagaimana
dengan kita? Perlu pembenahan pandangan di masyarakat bahwa anak - anak sebagai
masa awal kehidupan belum selayaknya memasuki dunia kerja, anak perlu kita
dampingi agar mengembangkan minat bakatnya hingga pada masanya nanti memasuki
dunia kerja dia benar- benar siap dan produktif. - BVD, dkk
Catatan Penulis :
“Kita tidak
pernah tahu wujud suatu emas bila tidak terjen langsung ke tambang”-Bonaventura
Andhikaputra
“Seorang Mahasiswa
bila di kampus Keilmuan bila di masyarakat adalah Seniman” – Pak Acep Guru BK
SMP 1 Jatinangor
Suatu masalah
diselesaikan bukan dengan teori-teori purbakala tapi dengan praktek terjun
langsung ke masyarakat, sebab dimasyarakat muncul jawaban dari semua masalah
yang tidak dijelaskan teori
0 komentar:
Posting Komentar